Kamis, 16 Juni 2011

proposal tentang tanaman kedelai


PROPOSAL PENELITIAN


PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA TERHADAP KOMPONEN HASIL BERBAGAI KULTIVAR KEDELAI (Glycine max (L). Merril)”.


    Oleh :

DODI SAPUTRA
NIM. 0806113923








PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010
PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA TERHADAP KOMPONEN HASIL BERBAGAI KULTIVAR KEDELAI (Glycine max (L). Merril)”.

Oleh :

DODI SAPUTRA
NIM. 0806113923














Diajukan Sebagai salah Satu Syarat
Untuk Melakukan Penelitian





PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010
PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA TERHADAP KOMPONEN HASIL BERBAGAI KULTIVAR KEDELAI (Glycine max (L). Merril)”.

Oleh :

DODI SAPUTRA
NIM. 0806113923


Menyetujui,


                     PEMBIMBING I                                   PEMBIMBING II


           
                 Ir. Elsa Zuhry MP                                     Ir. Nurbaiti MSi
           Nip. 195907191984032001                      Nip. 196310231993032001


Mengetahui,
Ketua Program Studi Agroteknologi



Ir. Ardian, MS
NIP. 19600891987031002
KATA PENGANTAR

              Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan usulan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Berbagi Dosis Pupuk Urea Terhadap Komponen Hasil Berbagai Kultivar Kedelai (Glycine max (L). Merril)”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Ir. Elza Zuhry MP sebagai dosen pembimbing I dan ibu Ir. Nurbaiti MSi sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, nasehat, petunjuk dan motivasi  sampai selesai usulan penelitian ini.
Ucapan yang sama buat seluruh rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis di dalam penyelesaian usulan penelitian ini. Tidak ada yang pantas diberikan, selain balasan dari Allah SWT untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa depan nanti.
Akhirnya penulis sangat mengharapkan agar usulan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua baik  untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang.
           




Pekanbaru, November 2010



Dodi Saputra

           


DAFTAR ISI
                         Halaman
KATA PENGANTAR  ...................................................................................... i
DAFTAR ISI  ..............................................................................................        ii
DAFTAR LAMPIRAN  .................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................. ...... 1
1.2. Tujuan Penelitian .............................................................................. ...... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................        4
III. BAHAN DAN METODE  ................................................................... ...... 9
      3.1. Waktu dan Tempat ...................................................................................    3.2. Bahan dan Alat          ............................................................................. 3.3. Metode Penelitian                        3.4. Pelaksanaan  Penelitian ...............................................................................................................    3.5. Parameter Pengamatan ............................................................................................................    3.6. Analisia Data            
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. .... 16
LAMPIRAN................................................................................................. .... 18



                                               





DAFTAR LAMPIRAN
                                   
                                                                                                                              Halaman
1. Bagan Percobaan Penelitian.......................................................................      18
2. Jadwal Kegiatan Penelitian............................................................................. 19  
3. Deskripsi Kedelai Varietas kipas putih .......................................................... 20
4. Deskripsi Kedelai Varietas Slamet ................................................................ 22



 


























            BAB I.   PENDAHULUAN



I.1. Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang memegang peranan penting di Indonesia, karena kedelai memiliki kandungan gizi yang tinggi, Suprapto (2002) menyatakan bahwa biji kedelai memiliki kandungan gizi  yang terdiri dari 40 % - 45 % Protein, 18 % lemak, 24 %- 36 %  karbohidrat, 8 % kadar air, asam amino dan kandungan gizi lainnya yang bermanfaat bagi manusia. Disamping itu, kedelai juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan juga untuk pembuatan minyak.
Kebutuhan akan kedelai dalam negeri semakin meningkat untuk setiap tahunnya, peningkatan ini seiring dengan peningkatan jumlah penduuk, populasi ternak serta peningkatan kebutuhan industri. Untuk pencapaian pemenuhan kebutuhan tersebut pemerintah mengimpor dari beberapa Negara penghasil kedelai didunia.
Ketidakseimbangan antara kemampuan untuk memproduksi kedelai didalam negri dengan kenaikan permintaan, sebenarnya telah terjadi dalam kurun waktu yang lama. Sebagai gambaran, selama periode 1969-1985 kenaikan produksi kedelai telah mencapai angka 4,75 %, tetapi angka tersebut belum mampu mencukupi karena selama periode tersebut angka permintaan akan kedelai lebih besar yaitu 5,74%. Hingga tahun 2007,  konsumsi kedelai nasional mencapai 1,9 juta ton, sedangkan produksi yang didapatkan masih rendah yaitu 600 ribu ton. Maka untuk memenuhi kebutuhan kedelai tersebut pemerintah mengimpor kedelai lebih kurang 1,3 juta ton (Badan Penelitian dan pengembangan pertanan, 2007).
Produksi kedelai di Riau juga mengalami hal yang sama, pada tahun 2005 produksi kedelai sebesar 38.666,58 ton dan tahun 2006 sebesar 42.435 ton sementara produksi kedelai di Riau pada tahun 2005 sebesar 2.923 ton dan pada tahun 2006 sebesar 4.205 ton.

Fenomena ini terjadi karena beberafa factor, salah satunya  disebabkan oleh rendahnya produktifitas kedelai ditambah dengan biaya produksi yang tinggi sehinnga sulit untuk mengimbangi permintaan, padahal  sebenarnya dengan melihat potensi yang ada produksi masih bisa ditingkatkan. Salah satu upaya yang mungkin dilakukan adalah menghasilkan variets baru yang mempunyai produksi tinggi dan juga mempunyai kemampuan tumbuh dan berkembang dengan baik.
Secara garis besar, usaha untuk meningkatkan produksi kedelai diantaranya dapat dilakukan dengan penggunaan varietas unggul dan pemenuhan unsur hara. Salah satu pemenuhan unsur hara dilakukan dengan pemupukan. pemberian pupuk diharapkan akan mempercepat pertumbuhan serta perkembangan tanaman, meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil.
Pemupukan yang baik dan benar harus memperhatikan waktu, jumlah, serta cara pemberian yang tepat dan seimbang. Pemberian pupuk anorganik yang berlebihan akan merusak kondisi fisik, kimia dan biologi tanah serta memacu datangnya pathogen dan menurunkan daya tahan tanaman dari serangan OPT. Untuk itu diperlukan paket teknologi pemupukan yang ramah lingkungan.
Metode pemupukan yang umumnya dilakukan masyarakat petani Riau adalah sesuai dengan kebiasaanya, yang terjadwal dan memberikan dengan dosis tinggi tanpa mempertimbangkan akan kebutuhan tanaman yang dipupuknya, padahal pemupukan dengan dosis  tinggi belum tentu akan dijerap oleh tanaman karena kemungkinan unsure hara pada pupuk bisa dijerap oleh koloid tanah pada ikatan gugus fungsional bahan organic.
Pupuk anorganik mengandung hara tanaman yang konsentrasinya relatif tinggi. Tanaman membutuhkan pupuk yang dapt merangsang peretumbuhan vegetatif dengan kadar nitrogen yang tinggi. Urea merupakan salah satu jenis pupuk yang mengandung unsur nitrogen. Unsure ini diperlukan tanaman selama pertumbuhannya, ketersediaannya dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, mensintesa asam amino dan protein dalam tanaman, serta dapat merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Pemberian nitrogen yang cukup besar kadang kala tak dapat diimbangi oleh pertambahan produksi yang didapatkan. Sedangkan penurunan kadar nitrogen dalam tanaman berpengaruh terhadap fotosintesis baik lewat kandungan  klorofil maupun enzim fotosintetik yang akhirnya menurunkan hasil (pati) yang  terbentuk, keadaan tersebut mempengaruhi produktivitas tanaman, terutama  pembentukan bunga dan buah.
Selanjutnya Badron dan Tius  (2008), mengemukakan bahwa unsur nitrogen juga berperan dalam penyusun klorofil dan pertambahan luas daun.  Bila unsur nitrogen yang diserap  tanaman juga rendah maka menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan  jumlah akar berkurang, dengan demikian akan mempengaruhi pertumbuhan dan berat kering tanaman.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Urea Terhadap Komponen Hasil Berbagai Kultivar Kedelai (Glycine max (L). Merril)”.

I.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian berbagi dosis pupuk ureas terhadap komponen hasil berbagai kultivar kedelai (Glycine max (L). Merril)













BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Kedelai merupakan tanaman polong-polongan yang memiliki beberapa nama botani yaitu Glycine max (kedelai kuning) dan glycine soja (kedelai hitam). Secara lengkap, tanaman kedelai mepunyai klasifikasi sebagi berikut: Kingdom: plantae, divisio: spermatopyta, subdivision: Angiospermae, Kelas: Dikotyledoneae, Subkelas: Archihlamyadae, Ordo: Rosales, Subordo: Leguminosinae, Famili: Leguminosae, Subfamili polilonaceae, Genus: Glycine, Spesies:Glycine max.L Merril (Adisarwantyo 2005).
Menurut Pitojo (2003), cirri khas tanaman kedelai yaitu batang tanaman kedelai berkayu dan tingginya berkisar antara 30-1000 cm, memiliii 3-5 percabanagn dan bebrbentuk tanaman perdu.  Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinet), tidak terbatas (indeterminet), dan setengah terbatas (semi-determinet). Tipe terbatas memiliki cirri khas berbunga serentak  dan mngakiri poertumbuhan meninggi jika sudah berbunga. Tanaman pendek sampai sedang , ujung batang hamper samabesar dengan batang bagian tengah daun teratas sama besar dengan daun batng tengah. Tipe tidak terbatas memiliki cirri berbunga secara bertahap dari bawah keats. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batng lebih kecil dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karateristik antara kedua tipe lainnya. (Adisarwanto 2005).
Di Indonesia kedelai dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Pada pH tanah 5,8 – 7 tanaman ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asalkan drainase dan aerasi tanah cukup baik, disamping itu tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman yang peka terhadap pH rendah (Margarettha, 2002). Kesesuain  pH pada tanah dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman, Hakim ett all 1986 melaporkan pH tanah dipengaruhi oleh kejenuhan basa, sifat misel (koloid) dan macam kation yang terjerap pada lapisan tanah.
Tanaman kedelai juga berproduksi dengan baik pada dataran rendah sampai 900 m dpl, dan mampu beradaftasi didataran tinggi sampai +- 1.200 m dpl. Kedelai tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan 100-400 mm/bulan, dengn  suhu yang cocok antara 23 C – 30 C, serta kelembababn antara 60 – 70 %. Kedelai juga merupakan salah satu tanaman yang dapat dibudidayakan pada lahan pasang surut dengan hasil yang cukup memadai, namun cara budidayanya berbeda dari lahan sawah irigasi dan lahan kering ( Purwono et all, 2007).
Fachrudin (2000) menjelaskan, perakaran tanaman kedelai terdiri dari akar lembaga, akar tunggang dan akar cabang berupa akar rambut yang dapat membentuk bintil akar dan merupakan koloni bakteri riozobium japanicum. Akar tunggangnya dapat menembus tanah yang gembur sedalam 150 cm sedangkan bintil akar nya mulai terbentuk pada umur 15-20 hari setelah tanam. Antara bakteri rhyzobium  sp. dan tanaman kedelai terjadi kerja sama yang saling menguntungkan. Tanaman kedelai memberikan kharbohidrat dan perlindungan pada bakteri, dan sebaliknya bakteri mengkonversi nitrogen atmosfire menjadi bentuk yang komplek.
Kedelai memiliki dua tipe pertumbuhan batang, yaitu determinet dan indeterminet. Pertumbuhan batang determinet ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbyh lagi pada saat tanaman mulai berbunga, sedangkan pertumbuhan indeterminet dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tabnaman sudah mulai berbunga. Pada batang terdapat buku tempat tumbuhnya bung, terdiri 15-30 buah dan biasanya jumlah buku batang indeterminet lebih banyak dibandingkan detrminet. (Adisarwanto, 2008)
Purwono (2007) melaporkan bahwa kedelai mempunyai empat tipe daun yang berbeda yait7u kotiledon atau daun biji, daun primer sedehana, daun bertiga dan daun profila. Pada  pada buku (nodus) pertaman tanaman yang 6umbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal . selanjutnya Andrianto dan Indarto (2004) menambahkan bentuk daun kedelai umunya berbentuk bulat (oval) dan lancip serta berbulu. Daun kedelai merupakan tanaman majemuk yang terdiri dari tiga helai anak daun dan umunya berwarna hijau muda atau hijau kekuning-kuningan, pada saat sudah tua dau-daunnya akan rontok.
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna dimana setiap bunga mempunyai alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun terjadi penyerbukan secara sempurna, sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong. Buah kedelai berbentuk polong, setiap tanaman mampu menghasilkan 100-250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematamgan bauah, polong yang mula-mula berwarna hijaukan berubah menjadi coklat kehitaman (Adisarwanto 2005).
Tanaman kedelai harus dipanen pada tingkat kematangan biji yang tepat. Panen yang terlalu awal menyebabjkan banyak butir kedelai menjadi keriput sedangkan jadwal panen yang terlambat akan mengakibatkan meningkatnya butir yang rusak dan kehilangan biji yang tinggi yang disebabkan oleh biji yang mudah rontok. Cirri-ciri kedelai siap untuk dipanen adalah daunnya telah menguning, dan mudah rontok, polong biji mongering dan berwarna kecoklatan. Hasil produksi kedelai local optimal mencapai 2 ton per hektar dengan masa tanam sekitar 75 hari atau maksimal tiga bulan. (Purwono, 2007).
Pemupukan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai. Pemupukan merupakan usaha penyediaan unsure hara yang dibutuhkan tanaman pada tanah. Pemupukan sebaiknya dilakukan berdasarkan asas keseimbangan. Pemberian pupuk yang mengandung unsur hara tertentu secara berlebihan akan mengganggu penyerapan unsur hara lainnya. Hasil maksimal dari suatu upaya pemupukan akan diperoleh jika dilakukan dengan tepat meliputi dosis, jenis, waktu, dan cara pemberiannya.

Berdasarkan cara pembuatannya, pupuk dibedakan menjadi pupuk organic dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Selanjutnya pupuk anorganik ini dibedakan lagi menjadi dua yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang mengandung satu jenis unsure hara, sedangkan pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung beberapa gabungan unsure hara (Hakim ett all, 1986.)
Salah satu jenis pupuk tunggal adalah pupuk urea. Pupuk urea mengandung unsure nitrogen, unsure ini merupakan unsure makro  yang  berasal dari bahan organic ataupun anorganik (Foth. H D, 1994). Nitrogen yang terkandung dalam urea dilepas dalam bentuk ammonium. Ammonium dalam keadaan oksidatif akan diubah menjadi nitrit (NO3-) melalui proses nitrifikasi sedangkan N yang dalam bentuk ammonium dapat dijerap oleh koloid tanah sehinnga tidak mudah hilang tercuci dari daerah perakaran (Lingga 2005). Selanjutnya Novisan (2005) menambahkan keuntungan lain menggunakan pupuk urea adalah cepat tersedia bagi tanaman, dan memiliki kandungan N tinggi yang dibutuhkan tanaman pada awal pertumbuhan, pernyataan ini juga diungkapkan oleh Winarno et all (2000), pemberian pupuk nitrogen dalam bentuk urea lebih cepat tersedia dibanding dengan pupuk majemuk dan reaksinya mudah dapat diamati pada hari ke 15 setelah aplikasi. 
Pada tanah, disamping dari pemupukan unsur nitrogen berasal dari kegiatan jazad renik yang mengikatnya dari udara. Unsure ini juga bertambah akibat loncatan listrik di udara. Nitrogen dapat masuk melalui air hujan dalam bentuk nitrat. Besarnya pertambahan ini tergantung kepada tempat dan iklim daerah tanah tersebut.( Hakim et all, 1986.) Nitrogen yang berada dalam tanah ini dapat berbentuk organic maupun anorganik. Nitrogen yang ada didalam tanah berbentuk organic berupa protein , asam amino yang akan diubah menjadi amonoium (NH4+) kemudian diubah lagi menjadi nitrit dan selanjutnya dalam bentuk nitrat yang dapat diserap oleh akar tanaman, sedangkan nitrogen yang berbentuk anorganik yang tersedia dapat diserap dalam bentuk ion ammonium dan nitrat (Haryono, 2000)

Kegunaan pupuk urea pada tanaman adalah Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri, berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, dan mempercepat pertumbuhan tanaman terutama organ vegetatif dan perakaran serta menambah kandungan protein tanaman (Iopri, 2008). Nitrogen juga berperan penting sebagai bagian dari protoplasma dan klorofil oleh sebab itu nitrogen berperan penting dalam penentuan produksi dan kualitas tanaman (Sudarno et all, 2002).
Nurzal jalid dan Yunizar salim (1995) melaporkan Inokulasi rhizobium dan pemupukan nitrogen berpengaruh terhadap tinggi dan berat kering tanaman kedelai pada umur 45 HST, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah dan bobot bintil akar. Sedangkan pada tanah gambut Widodo (2004) menyatakan bahwa pemberian berbagai jenis urea tidak berpengaruh terhadap komponen hasil tanaman jagung.
Armaini et all (1997) menyatakan pengaruh interaksi pemberian urea dan lama penyimpanan benih kedelai terlihat pada jumlah bunga pertanaman, uji muncul lapangan, jumlah polong bernas per tanaman dan berat 100 biji, selanjutnya Elza et all (1997) menyatakan dalam penyimpanan benih kedelai, urea memberikan pengaruh nyata terhadap uji kecepatan berkecambah, uji hitung pertama, uji muncul tanah, dan kadar air benih.
                                  


















BAB III.   BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanain Universitas Riau, Jalan Bina Widya Kelurahan Simapng Baru, Kecamatan Tampan Kotamadya Pekanbaru. Penelitian ini akan dilaksanakan selama empat bulan, dimulai dari bulan November 2010 sampai Februari   2011. Jenis tanah yang digunakan adalah tanah inseptisol dengan ketingggian 10 m diatas permukaan laut.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai yang terdiri dari  dua varietas yaitu varietas Kipas putih dan Slamet, serta tiga galur F16 hasil persilangan Kipas putih dan Slamet yaitu Galur KM-13 ED, KM-14 DD, dan KM-19 BE, sedangkan pupuk yang akan digunakan adalah Urea, TSP dan KCL serta pestisida terdiri dari Diazinon 60 EC dan Dithane M-45,
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, neraca analitik, mistar, mesin rumput, traktor,  sprayer solo, oven, parang, cangkul, tali rapia, selang, kertas, , ember, dan alat tulis.
.3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK).  Yang terdiri dari 2 faktor.  Faktor pertama ialah kultivar kedelai (V) dalam 9 taraf,  yaitu :
V1  = Kipas Putih                                 
V2  = Slamet                                         
V3   =  Galur  KM-13 ED                
V4  =  Galur  KM-14 DD
V5  =  Galur  KM-19 BE
Faktor kedua adalah  Dosis pupuk Nitrogen (N) dalam 3 taraf yaitu:
            N0  =  tanpa pupuk N
            N1  = 50 Kg Pupuk N/ha
            N2 = 100 Kg Pupuk N/ha
Dengan demikian terdapat 15 kombinasi perlakuan dan masing-masing perlakuan di ulang 3 kali, sehingga di dapat 45 unit percobaan.
Untuk melihat pengaruh kultivar kedelai terhadap dosis pupuk N, maka data  yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan program statistik SAS System Version 9.12 (SAS User Manual, 2004). Yang mengikuti persamaan linear sebagai berikut :
Yijk     = μ +ri  + Uj + Gk + UGjk + eijk, …………….. dimana :
Yijk  = pengamatan varietas ke k pada lokasi ke j  dan ulangan ke i.
μ    = rata-rata umum
Uj     = simpangan akibat pengaruh pupuk N ke j.
Gk    = simpangan akibat pengaruh cultivar ke k.
UGjk  = simpangan akibat pengaruh interaksi pupuk N ke j dengan cultivar  ke  k
 eijk  = error



3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Persiapan Lahan
Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan dari gulma dan sisa tanaman dengan menggunakan mesin rumput, parang dan cangkul serta membuang sampah yang ada pada lahan. Pengolahan tanah dilakukan sebanyak dua kali, yang pertama adalah pembalikan tanah dengan menggunakan traktor dengan kedalaman 25-35 cm dan pengolahan tanah ke dua dilakukan 15 hari kemudian untuk menggemburkan tanah. Pembuatan plot percobaan dilakukan setelah selesai pengolahan tanah ke dua dengan ukuran 3 x 2 m­­­­2 sebanyak 45 plot  dimana antar plot pada petak utama berjarak 50 cm dan jarak antara petak utama adalah 100 cm.
3.4.2. Penanaman.
            Penanaman dilakukan seminggu setelah pembuatan plot percobaan. Jarak tanam yang digunakan adalah 15 x 40 cm sehingga setiap plot terdapat 100 rumpun tanaman. Lobang tanam dibuat sedalam 3-5 cm dengan tugal yang terbuat dari kayu. Pada setiap lobang ditanamkan 2-3 butir benih kedelai dan kemudian ditutup dengan tanah.
3.4.3. Pemeliharaan
3.4.3.1. Penyiraman
            Penyiraman dilakukan sekali sehari yang dilakukan pada sore hari, dengan mengunakan slang atau gembor.  Penyiraman dilakukan pada hari tersebut jika tidak ada hujan.
3.4.3.2. Penyulaman dan Penjarangan
            Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati atau tanaman tersebut pertumbuhannya tidak normal dengan benih baru. Penyulaman dilakukan maksimal 1 minggu setelah penanaman. Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Pejnjarangan dilakukan jika pada rumpun tumbuh lebih dari satu tanaman dalam satu lobang tanam. Penjarangan dilakukan dengan cara memotong bagian pangkal tanaman dengan gunting stek dan menyisakan satu bagian tanaman.
3.4.3.3. Pemupukan
Pupuk dasar yang diberikan setelah benih ditanam terdiri atas pupuk urea, TSP, dan KCL. Pupuk TSP diberikan sebanyak 45 Kg/ ha dan KCl sebanyak 50 kg/ ha. Pemberian pupuk dilakukan dengan mencampur pupuk TSP dan KCL dan diberikan dengan cara larikan dengan jarak 10 cm sebelah kiri barisan tanaman, dan dalam larikan 5-15 centi meter  Sedangkan pupuk urea diberikan sesuai dengan perlakuan yaitu tanpa pupuk N (N0), 50 Kg/ Ha (N1) dan 100 kg/ ha (N2).
3.4.3.4. Penyiangan dan pembubunan.
Penyiangan dilakukan disekitar areal penanaman sebanyak dua kali dengan cara mencangkul atau mencabut gulma yang tumbuh pada plot percobaan ataupun pada saluran drainase. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 3 (tiga) minggu dan penyiangan ke 2 (dua) dilakukan saat tanaman berumur 6 (enam) minggu. Sedangkan pembumbunan dialakukan bersamaan dengan penyiangan agar tanaman tidak rebah dan akar tanaman dapat berkembang dengan baik.
3.4.3.5. Pengendalian hama dan penyakit.
Usaha pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila ada tanda-tanda serangan hama/penyakit dengan menggukan fungisida Dhitane M45 (2 gr /liter air dan dosis 2,4 EC 0,7 ml/liter air  dan insektisida Diazinon 60 EC. Aplikasi akan dilakukan dengan mencampur keduanya jika terlihat serangan hama dan penyakit pada waktu yang bersamaan.
3.4.3.6. Pemanenan
Panen dilakukan pada saat 75% tanaman tiap plot telah menunjukkan tanada-tanda criteria panen. Criteria panen adalah polong berwarna kuning ke coklatan secara merata, daun mengering dan sebagian besar tanaman telah kering dan polong mudah dipecahkan. Panen dilakukan pada pagi hari dengan tujuan menghindari pecahnya polong kedelai saat panen. Penen dilakukan dengan cara memotong  tanaman pada pangkal batang dengan menggunakan sabit.
3.5. Pengamatan
            Pengamatan dilakukan pada tanaman sampel dari setiap plot. Adapun parameter yang diamati sel;ama penelitian berlangsung adalah :
3.5.1.  Jumlah Polong per Tanaman (buah)
Pengamatan jumlah polong pertanaman dilakukan pada waktu panen yaitu dengan menghitung jumlah polong yang terbentuk pada tanaman sampel baik polong yang bernas maupun yang hampa.
3.5.3. Jumlah Polong Bernas Pertanaman (buah)
            Pengamatan jumlah polong diamati pada akhir penelitian yaitu dengan menghitung jumlah polong pada tanaman sampel yang memenuhi kriteria bernas. Polong dikatakan bernas apabila pada polong terdapat paling sedikit 50% biji memenuhi rongga calon biji pada polong.

3.5.4. Persentase Polong Bernas (%)
Pengamatan persentase polong bernas dilakukan dengan menghitung jumlah polong yang bernas. Polong yang dikatakan bernas jika 50% dari biji  masak dalam kriteria polong  bernas. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus. Rumus yang digunakan adalah :
%  Polong bernas =  x 100%
3.5.5. Jumlah Biji Per tanaman (butir)
Pengamatan jumlah biji per tanaman dilakukan pada saat panen dengan menghitung semua biji pada lima tanaman sampel per-plot. Terlebih dahulu biji dipisahkan dari polong dengan cara menginjak dengan kaki. Biji kemudian dibersihkan dari kotoran dan biji yang tidak normal dan selanjutnya dihitung jumlahnya.
3.5.6. Jumlah Biji per Polong (butir)
            Pengamatan jumlah biji per polong dilakukan pada akhir penelitian yaitu dengan cara menghitung jumlah biji pada masing-masing polong disetiap tanaman sampel sehingga didapat rata-rata jumlah biji per polong.
3.5.7. Berat Biji per Tanaman (g)
Berat biji per tanaman diamati pada akhir penelitian yaitu dengan menghitung berat biji masing-masing tanaman smapel sehingga didapat berat biji per tanaman.
3.5.8.  Hasil Biji Kering  Per- m2  ( gram/m2)
Semua tanaman yang ada pada setiap plot percobaan dipanen dengan memotongnya dengan sabit setinggi 5 cm diatas permukaan plot. Tanaman yang telah dipanen ini dikeringkan dengan cahaya matahari selama 2 hari supaya mudah memisahkan biji dari dalam polong. Polong kemudian dibersihkan dari sisa tanaman dan kotoran lainnya dan dijemur lagi selama 2 hari dibawah sinar matahari. Setelah dianggap kering ditimbang berat biji yang dihasilkan setiap plot. Selanjutnya dikonversikan menjadi hasil per m2.


3.5.9.  Bobot 100 Biji (gram)
Bobot 100 biji ditentukan dengan mengambil 100 biji kedelai secara acak dari hasil biji setelah dikeringkan pada setiap plot, kemudian ditimbang beratnya dengan timbangan analitis. 
3.5.10. Hasil per plot
Pengamatan ini dilakukan dengan menimbang biji dari seluruh tanaman baik tanaman sampel maupun tanaman bukan sampel setiap plot yang telah dijemur selama 3 hari dengan sinar matahari.






















DAPTAR PUSTAKA

Adisarwanto. 2005. Budidaya Kedelai dengan Pemupukan yang Epektif dan Pengoptimalan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya . Jakarta.
____________ .2008. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar swadaya . Jakarta.
Andrianto Dan Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani : Kedelai, Kacang Hijau, dan kacang panjang. Absolut. Yogyakarta.
Armaini, Nurbaiti dan Monalisa. 1997. Peranan Urea dan Lama Penyimpanan Benih Kedelai Terhadap Produksi. Jurnal Penelitian, Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah. Vol VII. No 2 : 142-147.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanan, 2007). ………………….
Badron, S dan Tius S. 2008. Mobilitas Pupuk anOrganik N dan  P. http:ww.Unhas.ac.id/lemlit/researches/vieuw/320.htm (26 Juni 2008).
Elza, Z., Nurbaiti dan Jaya, P. 1997. Peranan Urea dalam Penyimpanan Benih Kedelai. Jurnal Penelitian, Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah. Vol VII. No 2 : 148-153.
Hakim, N., Yusup, N., A.M. Lubis, Sutopo, G,N., M. Amin, D., Go Ban Hong
           dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. 
Haryono  B. 2000. Pemupukan tanaman jarak dalam monograp balittas agro inovasi, No 6 : 25-33.
Iopri,   2008.     Pengaruh   unsur   esensial   terhadap   pertumbuhan   dan   produksi.
www.iopri.org/webned/ioprind.htm. (26 November 2010). 
Margarettha. 2002. Pengaruh Molybdenum Terhadap Nodulasi dan Hasil Kedelai yang Diinokulasi Rhizobium pada Tanah Ultisol. Jurnal MAPETA. Vol X (22).  No 2 hal 4-7.
Novisan.  2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta
Nurzal jalid dan Yunizar salim 1995. Inokulasi Rhizobium dan takaran pupuk urea pada tanaman kedelai . risalah seminar : balai penelitian tanaman pangan sukarami Vol VIII : 128-134
Pitojo, S. (2003), Benih Kedelai. Kanasius . Yogyakarta
Purwono dan Heni Purnawati 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadya. Jakarta.
Suprapto. 2002. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.           
Sudarno, H., Rusin, Marjono dan Supri. 2002. Pengaruh Sumber Nitrogen, Dosis, dan Waktu Pemberian Terhadap Produksi dan Mutu Benih Jarak. Didalam Proseding Seminar Pengembangan Wilayah dalam Rangka Otonomi Daerah. 16 oktober 2002, Malang.
Widodo. 2004.  Pertumbuhan  dan Hasil Padi Gogo cv. Cirata terhadap 3 Jenis Media Tanam dan Ukuran Pupuk Urea. Akta Agrosia. Vol 7 No 1 : 6-10.
Winarno, E.S., Sutarto., R. Yuliasari.,  dan Z Poelongan, 2000.   Pelepasan Hara  Pupuk Majemuk Kelapa Sawit,  Jurnal  Penelitian Kelapa Sawit  Vol. 9 (2-3):103-109...

.















Lampiran 1. Bagan Percobaan Penelitian

     I                                                      II                                              III
























 



N1V4
 
N2V5
 
N2V3
 
N2V5
 
N1V4
 
N0V4
 
N2V5
 
N2V4
 
N0V2
 
                                                                                                         




















N0V5
 

N2V4
 

N2V2
 

N1V5
 


N1V5
 

N1V4
 

N0V1
 


 




Keterangan :                                                                            
1.      Jarak antar plot 50 cm 
2.      Jarak antar blok 100 cm
3.      I, II, III adalah ulangan                                   S                      U
4.      Ukuran plot  3 x 2 m2
5.      V adalah varitas                                                                      
6.      N adalah dosis pupuk urea












Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Peneliltian

NO
BULAN
Kegiatan
November
 2010
September
2010
Januari
2011
Februari
2011
1
Persiapan Lahan
X
X
X













2
Penanaman



X












3
Pemupukan




X











4
Pemeliharaan




X
X
X
X
X
X
X
X
X



5
Pengamatan









X
X
X
X
X
X

6
Panen














X
X






                            







Lampiran 3. Deskripsi Tanaman  Kedelai Varietas Kipas Putih*
Warna hipokotil                                  : Hijau
Warna epikotil                                     : Hijau
Warna daun                                         : Hijau
Warna bunga                                       : Putih
Warna biji                                            : Kuning
Warna hilum biji                                  :Coklat Masak
Warna kulit polong masak                  : Kuning
Sifat dn warna bulunya                       : Putih
Tipe tumbuh                                        :Semi Determinate
Tinggi tanaman                                   : 50-60 cm
Umur mulai berbunga                         : 36-40 hari
Umur polong masak:                          
-          musim penghujan                    : 85-90 hari
-          musim kemarau                       :
Bentuk biji                                          : Lonjong
Kerebahan                                           : Tahan
Bobot 100 butir                                   : 12 gram
Kandungan Lemak                             : 20,0%
Kandungan Protein                             : 35,0%
Hasil Rerata Biji Kering                      : 1,685 ton/ha biji kr
Kepekaan Terhadap Penyakit             : Toleran karat daun
Keterangan                                          : Beradaptasi baik pada lahan basah ataupun                                                     lahan sawah yang tadah hujan

*Sumber : Buku Kerja 1998 PT. SANG HYANG SRI (PERSERO)




Lampiran 4. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Slamet*
Tahun pelepasan varietas                       : 1995
Asal                                                        : Seleksi persilangan keturunan
                                                                 Dempo x wiliis
Warna hipokotil                                     : Ungu
Warna epikotil                                        : Ungu
Warna daun                                            : Hijau
Warna biji                                               : Kuning
Warna kulit polong masak                     : Cokelat
Warna bulu                                             : Cokelat
Tipe tumbuh                                           : Determinate
Tinggi tanaman                                      : 65 cm
Umur mulai berbunga                            : 37 hari
Umur polong masak                               : 87 hari
Kerebahan                                              : Tahan
Bobot 100 biji                                        : 12,5 gram
Kandungan protein                                : 34 %
Kandungan lemak                                  : 15 %
Rata-rata hasil                                        : 2.26 ton/ha
Ketahanan terhadap penyakit                : Agak tahan terhadap penyakit karat daun
Keterangan                                             : Sesuai untuk tanah masam
*Sumber : buku kerja 1998 PT. SANG HYANG SRI (PERSERO)



 

1 komentar: